Tidak mengejutkan bila kita mewarisi ide dan kemampuan menjadi orangtua dari orangtua kita dan dari orang yang mengasuh kita semasa kita kecil. Walaupun Anda memutuskan untuk melakukan hal yang berbeda dari apa yang telah dilakukan oleh orangtua, tetap saja apa yang Anda lakukan berasal dari sana.
Gaya kita sebagai orangtua telah tertanam di dalam diri kita sejak kecil dan kita tidak menyadarinya sampai kita mengalami masalah yang menyebabkan stres di dalam keluarga. Sebelum mencari pengasuh untuk si kecil, sisihkan waktu beberapa saat untuk mencari tahu gaya Anda sebagai orangtua, dan apakah gaya yang Anda jalankan merupakan pendekatan yang terbaik bagi si kecil atau bukan. Jangan lupa, mungkin saja Anda punya lebih dari satu gaya, tergantung dari situasinya.
1. Super sibuk
Ibu yang super sibuk tidak pernah diam dan selalu siap untuk pergi, baik dari kantor ke pusat kebugaran, dari supermarket ke tempat les anak, dari dokter gigi ke acara pengajian, dan sebagainya. Jadwal si ibu sangat padat dan sudah pasti berdampak pada jadwal anak-anaknya. Dia tidak menyadari bahwa waktunya menjadi tersisa sangat sedikit untuk relaksasi atau hanya sekadar berkumpul bersama keluarga.
Ibu yang super sibuk sangat andal dalam memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengenal dan mempelajari hal-hal baru, seperti les balet, melukis atau kegiatan lainnya tetapi dia tidak menyadari bahwa keluarganya membutuhkan kebersamaan walaupun hanya untuk melakukan hal-hal yang sederhana.
2. Over Protektif
Ibu yang over protektif memusatkan perhatiannya pada keadaan fisik, mental, spiritual, dan kadang-kadang kehidupan sosial anaknya. Dia mengkhawatirkan kemungkinan akibat yang negatif dari setiap situasi terjadi pada anaknya. Ibu yang over protektif merupakan juara bagi kesehatan dan keselamatan anaknya dan tahu mengenai kemungkinan bahaya yang dihadapi oleh anaknya di dunia nyata.
Di sisi lain, ibu yang termasuk tipe ini biasanya mencegah anaknya untuk mandiri ataupun melakukan sesuatu tanpa pengawasannya. Hasilnya akan lahir seorang anak yang nantinya, setelah dewasa, terbentuk menjadi seseorang yang akan selalu bermain aman bila dia harus mengambil risiko.
3. Sahabat
Ibu yang seperti sahabat sangat sulit untuk mengatakan TIDAK kepada anak-anaknya. Baik karena dia percaya dengan otonomi anak-anaknya atau karena dia ingin menghindari konfrontasi. Ibu yang termasuk tipe ini lebih senang untuk tidak membatasi anak-anaknya dan menghindari hukuman.
Ibu yang selalu menciptakan surga di dalam rumah, dimana anak-anak merasakan aman karena berada bersamanya, ternyata membentuk anak-anak yang stres dan tak mampu berhadapan dengan situasi yang butuh pertanggungjawaban mereka. Hal ini disebabkan karena anak-anak tidak terbiasa dihadapkan kepada adanya batasan dan konsekuensi.
4. Diktator
Ibu yang termasuk tipe ini selalu memberikan komunikasi satu arah; dia tidak pernah bertanya ataupun menegur. Dia tahu apa yang terbaik untuk keluarganya dan tidak akan pernah mau mendengar argumentasi ataupun sanggahan. Ternyata ibu yang diktator dan percaya diri dengan kemampuannya sebagai orangtua serta nilai dan keputusan yang diambilnya, dapat membuat anak-anaknya merasa tidak dapat memberikan pendapatnya bahkan di dalam rumahnya sendiri dan membentuk mereka menjadi orang yang kurang percaya diri.
5. Menuntut yang terbaik
Ibu yang termasuk jenis ini mengatur keluarganya seperti bisnis, lengkap dengan daftar yang harus dikerjakan, kalender dan perintah yang terperinci bahkan untuk kegiatan sehari-hari. Tujuannya adalah keberhasilan untuk semua anggota keluarga. Ibu yang termasuk jenis ini sangat rapi dan berusaha keras agar kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota keluarganya berjalan lancar. Namun, tujuannya sering membuat anak-anaknya tidak sejalan dengan keinginannya dan merasa tidak sanggup untuk mengikuti kehendaknya atau membuat anak-anak khawatir mereka akan mengecewakan ibunya bila mereka tidak mengikuti perintahnya.
Ke lima gaya yang disebutkan di atas tentu saja ada sisi positif dan negatifnya. Sebagai orangtua ada saatnya kita harus bersikap otoriter, peka dengan masa depan anak-anak, percaya diri dan melindungi anak-anak dari bahaya dan menyiapkan jadwal kegiatan mereka. Tetapi apa yang sangat perlu kita sadari adalah bagaimana dampak dari gaya yang kita jalankan terhadap anak-anak kita. Mungkin satu gaya cocok untuk satu anak tapi tidak untuk anak yang lainnya.
Reaksi yang diberikan oleh tiap anak dapat berbeda-beda terhadap gaya orangtua yang sama. Ada anak yang mungkin merasa tertekan sementara ada anak yang memberikan reaksi yang negatif . Tidak peduli gaya orangtua yang mana yang Anda jalankan, yang terpenting adalah Anda harus sadar bahwa gaya yang dipilih dapat membantu untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Sumber : Tabloid Nova
Gaya kita sebagai orangtua telah tertanam di dalam diri kita sejak kecil dan kita tidak menyadarinya sampai kita mengalami masalah yang menyebabkan stres di dalam keluarga. Sebelum mencari pengasuh untuk si kecil, sisihkan waktu beberapa saat untuk mencari tahu gaya Anda sebagai orangtua, dan apakah gaya yang Anda jalankan merupakan pendekatan yang terbaik bagi si kecil atau bukan. Jangan lupa, mungkin saja Anda punya lebih dari satu gaya, tergantung dari situasinya.
1. Super sibuk
Ibu yang super sibuk tidak pernah diam dan selalu siap untuk pergi, baik dari kantor ke pusat kebugaran, dari supermarket ke tempat les anak, dari dokter gigi ke acara pengajian, dan sebagainya. Jadwal si ibu sangat padat dan sudah pasti berdampak pada jadwal anak-anaknya. Dia tidak menyadari bahwa waktunya menjadi tersisa sangat sedikit untuk relaksasi atau hanya sekadar berkumpul bersama keluarga.
Ibu yang super sibuk sangat andal dalam memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengenal dan mempelajari hal-hal baru, seperti les balet, melukis atau kegiatan lainnya tetapi dia tidak menyadari bahwa keluarganya membutuhkan kebersamaan walaupun hanya untuk melakukan hal-hal yang sederhana.
2. Over Protektif
Ibu yang over protektif memusatkan perhatiannya pada keadaan fisik, mental, spiritual, dan kadang-kadang kehidupan sosial anaknya. Dia mengkhawatirkan kemungkinan akibat yang negatif dari setiap situasi terjadi pada anaknya. Ibu yang over protektif merupakan juara bagi kesehatan dan keselamatan anaknya dan tahu mengenai kemungkinan bahaya yang dihadapi oleh anaknya di dunia nyata.
Di sisi lain, ibu yang termasuk tipe ini biasanya mencegah anaknya untuk mandiri ataupun melakukan sesuatu tanpa pengawasannya. Hasilnya akan lahir seorang anak yang nantinya, setelah dewasa, terbentuk menjadi seseorang yang akan selalu bermain aman bila dia harus mengambil risiko.
3. Sahabat
Ibu yang seperti sahabat sangat sulit untuk mengatakan TIDAK kepada anak-anaknya. Baik karena dia percaya dengan otonomi anak-anaknya atau karena dia ingin menghindari konfrontasi. Ibu yang termasuk tipe ini lebih senang untuk tidak membatasi anak-anaknya dan menghindari hukuman.
Ibu yang selalu menciptakan surga di dalam rumah, dimana anak-anak merasakan aman karena berada bersamanya, ternyata membentuk anak-anak yang stres dan tak mampu berhadapan dengan situasi yang butuh pertanggungjawaban mereka. Hal ini disebabkan karena anak-anak tidak terbiasa dihadapkan kepada adanya batasan dan konsekuensi.
4. Diktator
Ibu yang termasuk tipe ini selalu memberikan komunikasi satu arah; dia tidak pernah bertanya ataupun menegur. Dia tahu apa yang terbaik untuk keluarganya dan tidak akan pernah mau mendengar argumentasi ataupun sanggahan. Ternyata ibu yang diktator dan percaya diri dengan kemampuannya sebagai orangtua serta nilai dan keputusan yang diambilnya, dapat membuat anak-anaknya merasa tidak dapat memberikan pendapatnya bahkan di dalam rumahnya sendiri dan membentuk mereka menjadi orang yang kurang percaya diri.
5. Menuntut yang terbaik
Ibu yang termasuk jenis ini mengatur keluarganya seperti bisnis, lengkap dengan daftar yang harus dikerjakan, kalender dan perintah yang terperinci bahkan untuk kegiatan sehari-hari. Tujuannya adalah keberhasilan untuk semua anggota keluarga. Ibu yang termasuk jenis ini sangat rapi dan berusaha keras agar kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota keluarganya berjalan lancar. Namun, tujuannya sering membuat anak-anaknya tidak sejalan dengan keinginannya dan merasa tidak sanggup untuk mengikuti kehendaknya atau membuat anak-anak khawatir mereka akan mengecewakan ibunya bila mereka tidak mengikuti perintahnya.
Ke lima gaya yang disebutkan di atas tentu saja ada sisi positif dan negatifnya. Sebagai orangtua ada saatnya kita harus bersikap otoriter, peka dengan masa depan anak-anak, percaya diri dan melindungi anak-anak dari bahaya dan menyiapkan jadwal kegiatan mereka. Tetapi apa yang sangat perlu kita sadari adalah bagaimana dampak dari gaya yang kita jalankan terhadap anak-anak kita. Mungkin satu gaya cocok untuk satu anak tapi tidak untuk anak yang lainnya.
Reaksi yang diberikan oleh tiap anak dapat berbeda-beda terhadap gaya orangtua yang sama. Ada anak yang mungkin merasa tertekan sementara ada anak yang memberikan reaksi yang negatif . Tidak peduli gaya orangtua yang mana yang Anda jalankan, yang terpenting adalah Anda harus sadar bahwa gaya yang dipilih dapat membantu untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Sumber : Tabloid Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar