Artikel Cianjur News Headline Animator

Jumat, 12 Oktober 2007

Buka Puasa dengan Menu Tradisional

MENIKMATI sajian menu favorit tentu akan terasa lebih nikmat dengan suara gemericik air terjun yang terdengar sayupsayup di telinga. Ditambah kesejukan dari hijaunya daun-daun dari berbagai tumbuhan seperti palma dan aneka warna bunga, membuat pengunjung betah berlama-lama duduk sambil menikmati sajian yang memanjakan selera. Untuk memanjakan pengunjung yang datang, khusus selama bulan Ramadan, Kafe Taman, menyuguhkan beberapa menu tradisi yang dikemas modern. Salah satu menu unggulan selama bulan Ramadan itu adalah opor ayam, yang merupakan masakan tradisi yang telah menjadi salah satu ciri khas masyarakat Indonesia. Agar opor ayam yang disajikan, memiliki kualitas maksimal, proses memasaknya pun tidak dilakukan sembarangan.

Seperti yang diungkapkan oleh Chef Kafe Taman Umar Shaichan yang telah menjadi chef selama sebelas tahun di kafe berkapasitas 50 hingga 60 pengunjung tersebut. ”Untuk mendapatkan rasa maksimal, beras yang digunakan untuk ketupat dalam opor ayam kita menggunakan trik-trik memasak khusus. Agar ketupat tidak lembek atau terlalu keras, sebelum beras dimasukkan ke dalam pembungkus yang terbuat dari janur, beras harus direndam dulu selama tiga hingga empat jam,” kata Umar Shaichan. Untuk takaran beras dalam satu bungkus ketupat yang terbuat dari Janur atau daun kelapa muda, ucap Umar, harus dengan takaran yang pas. ”Untuk satu ketupat, dengan hasil rebusan maksimal harusnya kitamasukkanberas2/3dariukuran ketupat.

Lebih dari itu, ketupat akan keras dan tidak matang. Sedangkan kalau berasnya kurang, akan menghasilkan ketupat yang lembek,” terang Umar. Chef alumni Sekolah Tinggi Perhotelan Prapanca ini mengaku, kualitas ketupat yang baik, biasanya awet walaupun tidak disimpan di dalam kulkas selama empat hingga lima hari. ”Tidak mudah memang membuat ketupat dengan kualitas maksimal, kalau awet hingga lima hari berarti ketupat itu proses memasaknya sudah bagus,” kata dia.

Sedangkan untuk teman makan ketupat, Umar mengaku memilih ayam kampung terbaik, yang tidak terlalu tua. ”Karena orang Indonesia lebih menyukai ayam kampung, makanya kita menggunakan ayam kampung. Dagingnya juga lebih gurih,” tambahnya. Selain menyajikan menu utama selama bulan Ramadan, Kafe Taman juga menyediakan menumenu makanan ringan yang digemari pengunjung ketika berbuka puasa. ”Bagi mereka yang tidak mau mengonsumsi makanan berat selama berbuka, di sini kita juga menawarkan menu makanan ringan seperti kue tok, putu mayang, kue stroberi, kue zebra dan puding almond,” katanya.

Sedangkan untuk minuman, aku chef berkulit sawo matang ini, Kafe Taman juga menyediakan aneka minuman modern hingga minuman tradisional. ”Biasanya, pengunjung yang mencoba masakan tradisional juga akan memesan minuman tradisional. Di sini kita menyediakan aneka jus buah. Selain itu kita juga menyediakan berbagai jenis kopi seperti vietnamis coffee,” terangnya.

Tidak ada komentar: